LISBOA369 AGEN RESMI IONCLUB DAN AGEN RESMI MAXBET SERTA AGEN RESMI SBOBET YANG TERPERCAYA SAAT INI NO 1 DI INDONESIA.
Copa America Centenario memang menghadirkan beberapa kejutan. Turnamen edisi spesial untuk memperingati 100 tahun Copa America itu berhasil membuat dua tim raksasa langganan juara, Uruguay dan Brasil, tersingkir sejak awal.
Kemudian ada sebuah tim yang tampil meragukan di fase grup, namun tiba-tiba meledak saat turnamen memasuki babak knock-out. Saat itulah kejutan berakhir karena tim itu adalah Chili, yang sukses meluluhlantahkan Meksiko 7-0 dan kemudian Kolombia 2-0 di perempat-final dan semi-final.
Chili lantas melaju ke final dan akan berhadapan dengan favorit juara Argentina pada Senin (27/6) pagi WIB di Stadion MetLife, New Jersey untuk menciptakan partai ulangan final Copa America 2015.
Seperti halnya final di Santiago pada tahun lalu, juara bertahan Chili berharap bisa membuat Argentina kembali kecewa. Pelatih Cile Juan Antonio Pizzi -- yang berhasil mengikuti jejak pendahulunya Jorge Sampaoli untuk menggiring La Roja ke final -- menegaskan timnya layak melaju hingga sejauh ini dan menjadi juara untuk kedua kalinya secara beruntun.
Lisboa369.com Situs Cashmarket casino conline terpercaya di indonesia Mitra Resmi Ionclub (Agen Ionclub)
“Kami datang ke final dengan kondisi yang sangat bagus. Kami sangat kuat. Meski ada beberapa pemain yang kurang fit, mereka semua bisa tampil dan siap bermain,” ungkap Pizzi optimistis.
Di satu sisi, Argentina jelas tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengakhiri dahaga juara. Copa America 1993 menjadi terakhir kali La Albiceleste mengangkat trofi di turnamen utama. Sejak itu, paceklik gelar melanda Argentina meski mereka sudah tiga kali lolos ke final (2004, 2007, 2015), tetapi harus puas menjadi runner-up.
Kembali gagal menjadi tentu saja akan terasa sangat pahit. Bayangkan, sebuah tim yang diperkuat pemenang lima kali Ballon d’Or selalu takluk di final turnamen utama dalam tiga tahun terakhir (Piala Dunia 2014, Copa America 2015, dan Copa America 2016). Lionel Messi dkk. jelas akan sekuat tenaga mencegah torehan buruk itu tertulis dalam buku sejarah.
Legenda Diego Maradona bahkan mengancam akan melarang pasukan Gerado Martino untuk pulang ke negaranya jika mereka kalah lagi dari Chili. "Tentunya, menurut saya, Messi dkk akan menang. Namun, mereka tidak usah pulang [ke Argentina] jika gagal," tutur Maradona, yang sepanjang kariernya tidak pernah merasakan juara Copa America.
Argentina dan Chili sudah saling mengenal. Bukan hanya karena pertemuan di final tahun lalu, tetapi juga karena kedua tim sudah bertemu di laga pembuka fase grup Copa America Centenario pada 7 Juni lalu. Ketika itu, Argentina menang 2-1 dan tidak diperkuat Messi. Sebagai gantinya, Angel Di Maria muncul sebagai aktor protagonis.
Sayang, Di Maria hampir pasti absen di final akibat cedera otot. Nicolas Gaitan juga diragukan tampil, sementara Ezequiel Lavezzi dipastikan menepi akibat salah posisi jatuh saat Argentina menggebuk tuan rumah Amerika Serikat 4-0 di semi-final. Beruntung, Martino masih bisa mengandalkan Gonzalo Higuain dan Erik Lamela.
Higuain dan Messi bakal menjadi momok menakutkan bagi Chili. Keduanya mampu menyumbang sembilan gol atau separuh dari total gol Argentina di sepanjang turnamen. Trio gelandang Augusto Fernandez, Javier Mascherano, dan Ever Banega bakal menyokong dari lini kedua.
Sementara itu, Chili tetap mengandalkan generasi emasnya yang diperkuat pemain top Eropa seperti Claudio Bravo, Gary Medel, Arturo Vidal, dan Alexis Sanchez. Namun ancaman sesungguhnya dari Chili terletak pada striker Eduardo Vargas, sang topskor turnamen dengan enam gol.
Perakiraan lIne Up Ke dua tim :
ARGENTINA
Romero Marcado, Funes Mori, Otamendi, Rojo Banega, Mascherano, Fernandez Messi, Higuain, Lamela |
Chili
Bravo Fuenzalida, Medel, Jara, Beausejour Díaz, Aránguiz, Vidal Puch, Vargas, Sanchez |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar