Portugal akan berusaha menghapus reputasi Cristiano Ronaldo-sentris di ajang Euro 2016. Mampukah mereka berbicara banyak di turnamen prestisius antarnegara Eropa itu?
Casino online Portugal memang menjadi tim yang penuh teka-teki. Anda mungkin bisa menempatkannya sebagai tim favorit, tetapi juga tidak.
Secara naluriah, mungkin adalah hal yang wajar bila menjadikan Portugal sebagai salah satu jagoan di Euro 2016, mengingat Selecao pernah menapaki dua kali semi-final dan sekali menjadi runner-up dalam empat edisi terakhir gelar Kejuaraan Eropa.
Mengulangi pencapaian seperti di atas? Barangkali bisa, atau bahkan pasukan Fernando Santos ini sanggup berpesta di Prancis. Bukankah dalam sepakbola segala kemungkinan itu bisa terjadi?
Namun, perlu disorot juga, bagaimana tingkat ketergantungan mereka pada satu figur seiring dengan semakin modernnya sepakbola. Apalagi kalau bukan 'penyakit' Cristiano Ronaldo-sentris. Publik sepakbola dunia tidak akan lupa bagaimana Portugal hancur lebur di Piala Dunia 2014 Brasil teramat sangat mengedepankannya superstar Real Madrid tersebut.
Bagaimana pun, Santos telah bekerja keras untuk menata timnya dengan memproduksi bakat-bakat baru. Ada segumpal harapan untuk bisa berbicara banyak di turnamen akbar antarnegara Eropa itu seiring dengan mencuatnya nama-nama youngster paling prospektif di tanah Eropa. Sebut saja Renato Sanches, remaja 18 tahun yang baru saja diboyong Bayern Munich dari Benfica. Meski kemunculannya di skuat dinilai terlalu dini, Selecao mencoba untuk tak lagi menjadi tim yang Ronaldo-sentris.
Perjudian terbaik Portugal di Euro 2016 setidaknya adalah memastikan diri lolos dari babak grup. Selanjutnya, publik bisa menilai perbedaan Portugal era terkini dengan yang sebelumnya.
Kiper | ||
Rui Patricio (Sporting CP), Eduardo (Dinamo Zagreb), Anthony Lopes (Lyon) | ||
Bek | ||
Pepe (Real Madrid), Bruno Alves (Fenerbahce), Jose Fonte (Southampton), Ricardo Carvalho (Monaco), Cedric (Southampton), Vieirinha (Wolfsburg), Eliseu (Benfica), Raphael Guerreiro (Lorient) | ||
Gelandang | ||
Danilo Pereira (Porto), Adrien Silva (Sporting CP), Joao Moutinho (Monaco), Joao Mario (Sporting CP), William Carvalho (Sporting CP), Andre Gomes (Valencia), Renato Sanches (Bayern Munich) | ||
Penyerang | ||
Cristiano Ronaldo (Real Madrid), Ricardo Quaresma (Besiktas), Eder (Lille), Nani (Fenerbahce), Rafa Silva (Braga) |
Formasi 4-4-2 akan membuat Ronaldo dan Nani, yang notabene berperan sebagai winger asli, memainkan pos duo ujung tombak. Namun skema ini bisa dengan cepat bertransformasi menjadi 4-3-3 sebagaimana taktik asli tim, demi memberikan peran maksimal bagi keduanya.
Kenyataan di atas menggambarkan Portugal memang kekurangan penyerang tengah murni, yang berarti mereka bakal banyak menebarkan ancaman dengan bermain melebar, memberi kesempatan Adrian Silva atau Joao Mario mencetak gol dari sisi lapangan, yang otomatis bisa saling bertukar posisi dengan dua pemain yang menempati posisi striker, dalam hal ini Ronaldo-Nani.
Belum lagi ditambah sokongan serangan dari para fullback eksplosif tim, dengan pilar Wolfsburg Vieirinha berada di sebelah kanan dan Raphael Guerreiro, pemain andalan Lorient yang tengah digandrungi klub-klub elite Eropa, mengisi sektor kiri pertahanan.
Di lini sentral pertahanan, duet maut Pepe-Ricardo Carvalho masih tak tergantikan. Pengalaman dan jam terbang mereka bisa menjadi kekuatan tersendiri bagi Portugal dengan ditopang duet si muda nan enerjik William Carvalho dan si gelandang kreatif berpengalaman Joao Moutinho.
Kami melayani pembukaan akun sbobet,ibcbet,ioncasino,ionclub,poker,tangkas
silahkan hubungi kami melalui:
Livechat : Livechat Lisboa369
Yahoo Messenger : cs_lisboa369@yahoo.com
Line : lisboa369
WeChat : Lisboa369
Pin bb : 2C061DC0
Skype : lisboa_369
WhatsApp : +66924855473